Pendidikan adalah pekerjaan yang tidak bisa dilakukan sendirian saja, agar berhasil perlu diupayakan kerjasama banyak pihak. Namun bagaimana caranya dalam agar usaha kerjasama banyak pihak tersebut bisa berjalan efektif dan terarah dengan baik ?
Jawabannya, kerjasama dalam pendidikan membutuhkan seorang pemimpin. Pemimpin akan menentukan arah tujuan sebuah gerakan kerjasama, menggerakan para anggotanya untuk menuju ke tujuan tersebut dan menyamakan langkah agar perjalanan terasa mudah
Untuk membantu kita menjadi pemimpin pembelajaran yang baik, berikut ini akan saya sajikan beberapa usaha untuk mengaitkan prinsip kepemimpinan dengan usaha untuk mewujudkan pendidikan Indonesia yang lebih baik lewat gerakan "Merdeka Belajar" :
Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
- Ing Ngarso Sung Tuladha : di depan memberi teladan artinya sebagai seorang pemimpin dalam mengambil keputusan haruslah bijaksana dan berpegang pada prinsip atau nilai yang benar agar siswa atau bawahannya dapat meniru tindakan yang diambil sehingga akan diturunkan dan menciptakan sebuah budaya yang baik pula bagi penerusnya.
- Ing Madya Mangun Karsa : memiliki makna bahwa ketika guru atau pengajar berada di tengah-tengah orang lain maupun muridnya, guru harus bisa membangkitkan atau membangun niat, kemauan, dan semangat dalam diri orang lain di sekitarnya. Artinya pemimpin yang baik juga harus bisa memotivasi niat atau kemauan dalam diri bawahan/siswa agar kemampuan yang dimiliki oleh mereka dapat ditingkatkan, tidak hanya pemimpinnya saja yang semakin pintar tetapi bawahannya juga semakin pintar.
- Tut wuri handayani memiliki arti "di belakang memberikan semangat atau dorongan". makna dari semboyan ketiga ini adalah ketika berada di belakang, pengajar atau guru harus mampu memberikan semangat atau dorongan kepada para muridnya. Seorang pemimpin juga harus mampu mendorong bawahannya untuk menjadi pemimpin bagi teman-temannya yang lain, tidak hanya pemimpin sendiri saja yang harus tampil di depan. Kepemimpinan ini membuat dalam sebuah kelompok akan bermunculan bibit-bibit pemimpin yang baru.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
- Prinsip-prinsip yang tertanam dalam diri kita adalah prinsip yang selalu kita junjung tinggi dan konsisten kita terapkan saat menghadapi suatu permasalahan. Nilai-nilai tersebut secara otomatis dan konsisten selalu muncul guna mengatasi masalah yang dihadapi. Nilai ini dapat senantiasa ditambah dan dilatih agar kita menjadi pemimpin yang memiliki banyak dasar prinsip yang berguna dan menjadi pemimpin yang bijaksana.
Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
- Keputusan yang baik berasal dari hasil pemikiran yang matang. Dibutuhkan kesadaran diri serta pengenalan emosi yang baik pada diri seseorang saat ia mengambil keputusan. Praktik coaching membantu kita berlatih menerima dan mengatasi pikiran, perasaan, atau sensasi yang menyakitkan atau mengganggu dalam diri kita. Dengan kontrol diri yang baik maka niscaya keputusan yang diambil lebih manusiawi dan berdampak baik bagi kehidupan sosial.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?
- Keputusan yang baik selalu didasari dengan kondisi pikiran yang jernih Kesadaran penuh (mindfulness) yang muncul saat seseorang memiliki kesadaran sepenuhnya pada apa yang sedang dilakukan dengan pikiran terbuka, dan perhatian yang penuh. Kondisi seseorang yang memiliki sikap positif dapat membuat keputusan yang baik dan mengatur perilakunya sendiri, dapat memenuhi apa yang dibutuhkan dirinya dengan menciptakan lingkungan yang baik, membuat hidup lebih bermakna, serta selalu berusaha mengembangkan dirinya.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
- Ketika seseorang memiliki nilai-nilai yang dianut contohnya kejujuran, keadilan atau empati maka ia akan menggunakan nilai tersebut sebagai rujukan utama dalam membuat keputusan. Pertimbangan keputusan yang pertama muncul pasti berasal dari nilai-nilai yang dianut tersebut. Hal ini disebabkan karena nilai tersebut berasal dari pengalaman atau ajaran yang membuat hatinya tergugah dan ia tergerak untuk melakukan sesuatu.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
- Dalam prinsip dilema etika, setiap keputusan tentu tidak dapat memuaskan semua pihak. Namun jika keputusan sudah dibuat dengan prinsip yang benar maka akan menghasilkan keputusan yang lebih manusiawi. Kesalahan yang diartikan beberapa pihak tentu dapat dimaklumi dengan baik. Kondisi ini berpengaruh pada situasi kelompok karena pihak-pihak yang terkait dalam keputusan tersebut akan merasa tidak perlu mempermasalahkannya karena ada hal yang lebih penting yang harus dibela.
Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini?
- Kesulitan di lingkungan yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan adalah jika ada permasalahan pelanggaran aturan oleh siswa namun yang bersangkutan masih mendapatkan pembelaan dari orangtua. Di sekolah swasta seperti tempat saya, mencari murid menjadi hal yang sangat penting, sehingga kepuasan orangtua atau siswa terhadap sekolah menjadi perhatian utama dari kami. Namun kepentingan tersebut adakalanya bertentangan dengan keinginan orangtua yang masih ingin melindungi anaknya yang melanggar peraturan sekolah. Dalam kasus ini sekolah menemui dilema antara tetap menegakkan peraturan atau mengikuti kemauan orangtua agar mereka tidak protes berlebihan kepada sekolah.
- Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda? Menurut saya perubahan paradigma seperti menggunakan ketiga prinsip dilema etika atau ke sembilan pengujian keputusan sangat berguna di sekolah saya. Karena dalam setiap keputusan yang diambil di sekolah sering pertimbangannya menggunakan pendapat diri sendiri atau berdasarkan pengalaman dari permasalahan yang pernah dihadapi. Jika ada perubahan paradigma menggunakan prinsip atau uji keputusan yang ada dalam PGP pasti pertimbangan-pertimbangan terpenting tidak akan pernah terlewatkan dan setidaknya kejadian permasalahan yang solusinya kurang memuaskan bisa diminimalkan.
Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita ?
- Program merdeka belajar adalah sebuah program baru untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik. Banyak hal yang harus berubah, dan itu tidak mudah, lantas bagaimana caranya.
- Untuk mencapai tujuan tertentu dibutuhkan sebuah prinsip. Tanpa disiplin prinsip maka kita akan berjalan berbelok-belok tak tentu arah. Begitu juga jika kita ingin mewujudkan program merdeka belajar. Agar pengajaran yang dilaksanakan di sekolah memerdekakan murid, dibutuhkan perjuangan prinsip para pengajar yang menjaga agar pandangan dan langkah sekolah fokus pada tujuan tersebut. Keputusan yang dibuat pada setiap masalah juga harus bercermin kepada prinsip itu. Pembelaan kepada prinsip akan mempermudah upaya untuk menggerakan seluruh pihak sehingga tujuan lebih cepat diwujudkan. Intinya kepemimpinan yang baik dan berpegang pada prinsip dapat mengarahkan sekolah kepada tujuan terciptanya program merdeka belajar.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
- Salah satu prinsip pengambilan keputusan yang baik bercermin kepada nilai empati. Empati yang dimaksud adalah kecondongan sekolah kepada nasib dan masa depan siswa. Kita bisa merasakan bagaimana sedihnya siswa kita yang tidak berbakat melukis, jika kita paksa lulus dalam ujian melukis dengan standar kelulusan yang sama dengan siswa lain.
- Namun jika sekolah berani memberikan keleluasaan dalam membuat standar ketuntasan minimal maka siswa tersebut dapat lulus. Perasaan bangga karena berhasil lulus akan mempengaruhi siswa dalam aspek lainya. Ia bahkan dapat lebih fokus mengembangkan kemampuannya yang lebih diminati dan mampu mempersembahkan karya terbaiknya. Karya-karya terbaik inilah yang kita butuhkan untuk masa depan. Jika di waktu mendatang seluruh karya yang ada adalah persembahan terbaik, niscaya kehidupan manusia akan jauh lebih baik.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
- Sebagai akhir tulisan, saya akan mengutip sebuah kata-kata bijak yang saya juga kurang tahu darimana sumbernya.
- “Di bawah pemimpin yang baik, anak buah bodoh pun ada gunanya. Tapi di bawah pemimpin yang bodoh, pasukan terbaik pun kocar-kacir “
- Kata-kata tersebut menyiratkan sebuah makna, bahwa percuma rasanya jika anda memiliki guru-guru terbaik, murid yang pintar, fasilitas sekolah lengkap, program sekolah yang sempurna jika kepala sekolahnya tidak mampu memanfaatkan itu semua. Sebagai nahkoda, seorang kepala sekolah dapat dengan mudahnya menenggelamkan kapal besar sekolah ke laut yang dalam, jika ia mengambil keputusan yang salah bahkan hanya untuk menghadapi badai yang kecil saja.
- Dibutuhkan seorang pemimpin yang baik agar kapal besar sekolah sampai di tujuan dan bersandar dengan selamat. Pemimpin yang baik tentunya adalah pemimpin yang mampu membuat keputusan dengan berpegang pada prinsip yang benar, analisis reflektif kepada keputusan yang diambil dan bagaimana ia menguji pengambilan keputusan tersebut apakah sudah mampu menjawab permasalahan dengan baik dan tepat sasaran.